Konsep Epistemologi Surahwardi :
Dalam hal epistemologi, Suhrawardi
membahas secara penjang lebar masalah ilmu pengetahuan, pada akhirnya
mendasarkannya pada iluminasi dan mengusulkann sebuah teori visi, yang dalam
beberapa hal mirip dengan psikologi Gestalt. Suhrawardi dalam menuangkan
gagasan pemikirannya, ia terpengaruh oleh pemikiran dari persia kuno tentang
mistisme dan juga terpengaruh olah filsafat yunani. Selain itu Suhrawardi juga
terpengaruh oleh pemikiran para filosof islam seperti al-Farabi dan ibnu Sina.
Sehingga corak pemikirannya rasional-intuitif.
Ia menggabungkan cara nalar (rasio)
dengan intuitif, menganggap keduanya saling melengkapi antara satu dengan yang
lain. Menurut Suhrawardi, nalar tanpa intuisi dan iluminasi adalah
kekanak-kanakan, rabun dan tidak akan pernah bisa mencapai sumber transenden
dari segala kebenaran dan penalaran. Begitu juga sebaliknya, jika intuisi tanpa
penyiapan logika serta latihan dan pengembangan kemampuan rasional bisa
tersesat dan pula tidak dapat mengungkap sesuatu secara ringkas dan metodis.[1]
Atas dasar uraian pemikiran
Suhrawardi itulah ia membangun tentang epistemologi filsafatnya yakni dengan
menggabungkan antara nalar (rasionalitas) dengan unsur-unsur intuitif. Alirannya
tersebut mendekati faham paripatetik khususnya seperti apa yang telah di
tafsirkan oleh ibnu Sina, dan juga mendekati doktrin gnostik aliran ibn Arabi.
Untuk lebih bisa mendalami sisi ke
intelektualitasan seorang Suhrawardi maka haruslah mengenal secara mendalam
filsafat Aristoteles, logika, matematika, dan sufisme. Pikirannya haruslah
sepenuhnya bebas dari prasangka dan dosa sehingga ia secara bertahap dapat mengembangkan indera
batinnya, yang menguji dan mengoreksi apa yang telah dimengerti oleh pikirannya
secara teori.
Menurut Suhrawardi, akal yang tanpa
bantuan Dzauq tidak dapat dipercaya. Dzauq berfungsi menyerap misterius atas
segala esensi dan membuang skeptisisme. Tetapi sisi spekulatif murni pengalaman
spiritual perlu dirumuskan serta disistematikan oleh pikiran yang logis. Ciri
demikianlah yang nampak pada filsafat iluminasi Suhrawardi. Jadi, tujuan akhir
dari segala bentuk pengetahuan yakni iluminasi dan ma’rifat (gnosis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar