-->
PENDEKATAN
STUDI ISLAM SERTA ISLAM dan KARAKTERISTIKNYA
MAKALAH
DIAJUKAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH
“Pengantar
Studi Islam”
Dosen
Pembimbing :
DR.
H.Hammis Syafaq M.Fil.I
Oleh
:
Agung
Dwi Aprilyanto E01211009
FAKULTAS
USHULUDDIN
JURUSAN
AQIDAH FILSAFAT
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa
ini kajian-kajian Islam sangatlah hangat untuk di diskusikan dan dikaji secara
mendalam. Dalam hal ini kajian-kajian islam tersebut sering kita dengar dengan
istilah studi Islam atau dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan Islamic
studies. Studi Islam dalam hal ini adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan
dengan keislaman. Tentu dengan makna tersebut sangatlah umum, karena segala
sesuatu yang berkaitan dengan islam dikatakan dengan studi Islam. Oleh karena
itu perlu adanya spesifikasi pengertian tentang studi Islam dalam kajian ini,
yaitu memahami dengan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan
dengan agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam maupun realitas
pelaksanaannya dalam kehidupan.
Untuk
mempelajari beberapa dimensi dari agama Islam diperlukan sebuah metode dan
pendekatan-pendekatan yang secara operasional konseptual dapat memberikan
pandangan tentang keislaman secara luas dan menyeluruh.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Pendekatan-pendekatan
apa saja yang digunakan dalam kajian Islam?
2.
Jelaskan
Islam beserta Karakteristiknya?
C.
Tujuan
Penulisan
Dari
perumusan masalah tersebut. Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1.
Mengetahui
tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam kajian islam.
2.
Mengetahui
sebuah pengertian dari Islam beserta karakteristik yang dimiliki Islam
Tersebut.
D.
Manfaat
Penulisan
Makalah
ini dapat dipakai tambahan referensi atau masukan tentang kajian-kajian
keislaman serta karakteristiknya. Selain itu disini juga diulas sedikit tentang
pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam kajian Islam yang dapat digunakan
untuk tambahan wawasan ilmu pengetahuan kita dalam dunia keislaman terlebih dalam dunia Studi Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan-pendekatan
dalam kajian Islam
Beberapa
metode dan pendekatan diperlukan dalam memahami Islam, karena secara
operasional konseptual dapat memberikan pandangan bahwa Islam tidak hanya berwajah
tunggal (single face), melainkan berwajah plural (multifaces). Hal itu
diperlukan karena Islam sebagai agama tidak bisa dipahami memlalui pintu wahyu
belaka, tetapi juga perlu dipahami melalui pintu pemeluknya, yaitu maksudnya
masyarakat muslim yang menghayati, meyakini dan memperoleh pengaruh dari Islam.denagn
kata lain , memahami islam tidak berarti mencari kebenaran teologis atau
filosofis, akan tetapi juga mencari bagaimana Islam itu ada dalam kebudayaan
dan system social dengan berdasarkan pada fakta atau relitas sosio-kultural.[1]
Selama
ini ada dua model pendekatan dalam kajian Islam yang dilakukan oleh kalangan
muslim sendiri, kedua oleh kalangan orientalis (barat). Kelompok pertama
menggunakan pendekatan yang disebut pendekatan historis normative, dan kelompok
kedua menggunakan pendekatan yang disebut analisis diskriptif.
Pendekatan
pertama yaitu berupaya memahami islam secara literal, dengan menggunakan
keraangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu kayakinan bahwa wujud empirik
yang berimbas menganggap bahwa agamanya saja yang paling benar dan agam lain
itu salah. Selain itu pendekatan yang pertama ini lebih banyak digunakan oleh
orang dalam (muslim) sehingga loyalitas terhadap agamanya menghasilkan
kesimpulan yang subyektif. Pendekatan yang seperti ini sering berdampak kepada
ketersekatan umat. Di dalam sejarah pemikiran Islam klasik, pendekatan ini
memunculkan beberapa bentuk aliran pemikiran, diantaranya ialah Mu’tazilah,
Asy’ariyyah, Qadariyyah, Jabbariyaah, Maturidiyyah[2].
Yang
mana itu semua saling fanatik dengan pemikiran kelompoknya masing-masing.
Pendekatan secara historis normative menekankan pada bentuk formal atau
sombol-simbol keagamaan.
Sementara
pendekatan yang kedua membahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur
tempat, waktu, objek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut. melalui
pendekatan sejarah kita diajak mempelajari suatu peristiwa yang telah terjadi
di masa lampu sehingga kita dapat mengatahui apa yang telah terjadi di waktu
lampau.
Pendekatan
ini sangat dibutuhkan dalam memahami islam, karena islam turun berkaitan dengan
kondisi social kemasyarakatan. Bahakan dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang
menerangkan tentang sejarah, yang dapat di jadikan patokan umat islam dalam
memahami islam. Pendekatan kedua ini sering dijadikan para orang-orang
orientalis barat dalam sebuah kajian keislaman. Mereka tidak berangkat melalui
keyakinan, tetepi meraka menggunakan metodologi tertentu dalam sebuaj
kajiannya. Sehingga sering terjadi pebedaan dengan keyakinan orang muslim
sebelumnya. Sementara itu, umat islam
dalam merespon hasil-hasil kajian para orientalis mereka sering bertindak a
priori dan cenderung menolaknya, tanpa mengkaji lebih lanjut secara ilmiah,
bahkan ketika ada pemikiran dari orang-orang dari timur yang mengkaji dari pemikiran
mereka dengan segera umat islam menuduhnya sebagai bagian misi orang orientalis
dan cenderung untuk mengkafirkanya.
Jadi
terdapat dua bentuk pendekatan yang saling berlawanan. Yaitu pendekatan yang
digunakan oleh pemeluk agama yang bersangkutan, dan yang kedua orang lain dalm
artian disini pata orang-orang
orientalis. Yang pertama mempertahankan pemahaman normative tentang agama, yang
mana cenderung kepada subjektifitasme, fideistic, debgan menilai orang lain
benar atau salah karena melihatnya melalui segi teologis. Yang kedua berusaha
melakukan kajiannya dengan objektif, scientific, karena melihat agama dari sisi
analisis.
Hubungan
antar kedua pendekatan ini sering diiringi ketegangan yang tajam, baik bersifat
kreatif maupun destruktif. Pendekatan yang pertama berangkat dari sebuah teks
atau literature, tekstualis atau skriptualis. Pendekatan kedua lebih bersifat
historis dan menekankan perlunya telaah yang mendalam tentang sebab sebab
terjadimya sejarah, baik yang bersifat kulturisal, psikologis maupun
sosiologis. Meskipun kelompok kedua ini menginginkan penemuan yang objektif
dari penelitiannya, akan tetapi sikap mereka perlu di tanyakan kembali, apakah
dalam studi tentang agama-agama tersebut bisa dicapai sebuah scientific
objectifism, mengingat bahwa antara insider dan outsider mempunyai kepentingan
masing-masing. Dengan kata lain model pendekatan yang berbeda tentang sebuah
kajian maka hasil analisis yang diperoleh berbeda pula.
B.
Islam
dan Karakteristiknya
Tiap-tiap agama
lazimnya di beri nama dengan disandarkan pendirinya atau pembawanya. Sebagai
contoh agama Budha yang dibawa oleh Budha Gautama, agam Kristen yang dibawa
oleh jesus Christ. Sedangkan untuk nama islam sendiri bukan dari nama
pembawanya yaitu Nabi Muhammad SAW, melainkan penamaan itu langsung dari Allah
melalui Qur’an yakni :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامدِينًاَ
Artinya
: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.[3]
Islam
adalah agama samawi penutup yang diturunkan oleh Allah ke dunia melalui seorang
rasul Muhammad SAW. Misi utamanya adalah mengantarkan manusia menuju pada
kehidupan yang damai, harmonis, aman, tentram, dan bahagia, tidak hanya di
dunia ini, namun juga pada kehidupan akhirat kelak. Hal ini adalah sesuai
dengan nama Islam itu sendiri yang berarti perdamaian dan keselamatan.[4] Secara
etimologis kata islam berasal dari bahasa Arab “salima” yang berarti damai,
selamat, dan sejahtera kemudian dari itu dibentuklah istilah taslim, yang
secara bahasa patuh tunduk, pasrah, maksudnya ialah patuh dan tunduk serta pasrah kepada kehendak
Tuhan. Oleh karena demikian maka yang tunduk dam patuh serta pasrah kepada
kehendak tuhan, dari tinjauan kebahasaan layak untuk dinamakan atau diatributi
dengan sebutan muslim.
Sesungguhnya
Islam itu adalah agama sepanjang sejarah manusia. Agama dari seluruh Nabi dan
Rasul yang pernah diutus oleh Allah SWT pada bangsa-bangsa dan
kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ibrahim, Nabi
Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa as.[5]
Firman
Allah SWT mengenai Islam sebagai agama Nabi Ibrahim dan agama manusia
sebelumnya.
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ
مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ
Artinya
: Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian
orang-orang muslim dari dahulu.[6]
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ
يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُون
Artinya
: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah
memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama
Islam".[7]
Sumber
ajaran Islam yang paling utama dan sebagai pedoman hidup yaitu :
·
Al-Qur’an
Yaitu
Al-Qur’an merupakan sumber utama bagi umat Islam dalam mengarungi kehidupan ini
sesuai dengan aturan Allah SWT. Al-Qur’an merupakan mu’jizat terbesar Nabi
Muhammad SAW sepanjang masa. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang
dijadikan pedoman dalam hidupnya.
Secara
umum, para ulama mendefinisikan bahwa Al-Qur’an sebagai Firman Allah SWt yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril dengan
berbahasa Arab, yang dijamin kebenaran isinya dan menjadi Hujjah serta mu’jizat
bagi Rasulullah SAW, sebagai sumber aturan, petunjuk bagi seluruh umat manusia,
dinilai Ibadah untuk membacanya dan terhimpun dalam mushaf dari surat
al-Fatihah sampai dengan surat an-Nas yang diriwayatkan secara mutawatir.
·
Hadist
Yakni
sumber kedua ajaran Islam setelah Al-Qur’an. Ia terdiri atas bentuk ucapan,
perbuatan, atau persetujuan secara diam dari Nabi. Dalam islam, hadist
merupakan istilah yang dinisbahkan pada riwayat spesifik mengenai ucapan dan
perbuatan Nabi.
Sebagai
salah satu sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an , maka hadist mempunyai
fungsi yang penting, yaitu diantaranya adalah sebagai pemberi uraian dan
keterangan serta penjelasan terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang masih umum.
Selain itu dalam perkembangannya hadist memiliki studi untuk melacak validitas
dari sebuah hadisy tersebut, yakni yang lebih dikenal dengan studi hadist.
Studi ini pendekatannya melalui Sanad(perawi) dan Matan (teks).
kemudian
dalam penjabaranya islam mempunyai kerangka dasar epistemologi dengan mengikuti
sistematika iman, islam, dan ihsan seperti yang dijelaskan oleh hadist nabi. Menurut
para ahli dengan merujuk sistematika iman, islam dan ihsan maka dapat
dijelaskan bahwa kerangka dasar ajaran islam terdiri atas akidah, syari’ah, dan
akhlak. Ketiga kerangka dasar islam itu dapat dijelaskan sebagai berikut :
·
Akidah
Secara
etimologis kata akidah merupakan bentuk masdar dari ‘aqada-ya’qidu-‘aqdan-‘aqidatan,
yang berarti simpulan, ikatan dan sangkutan. Sedang secara teknis, akidah
berarti iman, kepercayaan dan keyakinan.[8] Pembahasan tentang akidah Islam pada umumnya
berkisar pada arkan al-iman, rukun iman yang enam. Yakni antara lain :
1.
Iman
kepada Allah SWT.
2.
Iman
kepada para Malaikat.
3.
Iman
kepada para Nabi dan Rasul.
4.
Iman
kepada kitab-kitab Allah SWT.
5.
Iman
kepada hari Akhir.
6.
Iman
kepada Qadha dan Qadar.
Secara
keilmuan kajian tentang akidah Islam dilakukan oleh ilmu Tauhid, ilmu Kalam dan
juga Ilmu Filsafat Islam. Karena sebagai suatu keyakinan, maka ia hanya
bertempat dalam hati. Tidak selamanya akidah Islam itu bersifat rasional, sebab
memang ada masalah-masalah tertentu yang akal tidak mampu merasionalkan.
·
Syari’ah
Secara
etimologis syari’ah berarti jalan yang lurus yang harus ditempuh. Sedangkan
secara teknis syari’ah ialah system norma hukum ilahi yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan benda di
dalam lingkungan hidupnya.[9] Jadi syari’at islam itu memuat
aturan-aturan atau hukum Allah yang mengatur hubungan manusia baik yang
menyangkut masalah Ubudiah maupun masalah muamalah. Karena syari’ah merupakan
hukum-hukum yang ditetapkan Allah, maka tingkat kebenarannya bersifat mutlak,
berbeda dengan fikih sebagai hasil ijtihad yang tentu kebenaranya bersifat
relative. Secara keilmuan kajian tentang syari’at Islam dilakukanj memlalui
ilmu fikih, meskipun fikih itu sendiri berbeda dengan syari’at.
·
Akhlaq
Akhlaq
berasal dari kata khuluq (perangai atau tingkah laku), da nada sangkut pautnya
dengan Khaliq dan makhluk. istilah akhlaq ini berhubungan dengan sikap, budi
pekerti, perangai dan tingkah laku.
Dengan
demikian akhlaq merupakan aspek ajaran islam yang menyangkut norma-norma
bagaimana manusia harus berperilaku, baik terhadap Allah maupun terhadap sesama
Makhluq. Secara keilmuan aspek akhlaq ini dibahas dalam suatu ilmu yang disebut
Akhlak Tasawuf.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
kajian Islam, tentu mempunyai sebuah pendekatan-pendekatan guna untuk bisa
meneliti kajian tentang islam lebih jauh dan mendalam. Macam-macam pendekatan
yang digunakan dalam mengkaji islam Selama ini ada dua model pendekatan dalam
kajian Islam yakni yang dilakukan oleh kalangan muslim sendiri, kedua oleh
kalangan orientalis (barat). Kelompok pertama menggunakan pendekatan yang
disebut pendekatan historis normative, dan kelompok kedua menggunakan
pendekatan yang disebut analisis diskriptif.Yang masing-masing itu menghasilkan
sebuah kesimpulan yang berbeda karena masing-masing pendekatan memunyai sebuah
metodologi yang berbeda-beda, selain itu juga mengingat keduanya juga mempunyai
kepentingan sendiri-sendiri.
Selain
itu islam juga mempunyai sebuah karakteristik yang berbeda dengan agama lain
yakni islam mempunyai kerangka dasar epistemologis. Kerangka dasar
epistemologis itu antra lain akidah, syari’ah, dan akhlaq.
B.
Saran
Semoga
dengan tersusunya makalah ini dapat menambah wawasan kaislaman dan mengetahui
tentang pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengkaji islam serta untuk
mengetahui tentang islam dan karakteristiknya. Dari pembahasan materi ini kami
mengalami beberapa kendala dalam penyusunan makalah ini. Maka ada beberapa
kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu kami juga membutuhkan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.muniron.
2010. Studi Islam. Jember : STAIN Jember Press
Razak,
Nasruddin.1973. Dienul Islam.Bandung : PT Maarif
Tholhah,
Hasan. 2005. Islam dalam Prespektif Sosio-Kultural. Jakarta: Lantabora Press
Nasution,
Harun. 1972. Teologi Islam. Jakarta: UI Press
MKD,Tim
penyusun. 2011.Pengantar Studi Islam. Surabaya : IAIN SA Press
[1] Tim penyusun MKD, Pengantar Studi Islam(Surabaya: IAIN SA
Press) hal 161-162
[2] Harun Nasutian, Teologi Islam (Jakarta: UI Press) hal 32
[3] Al- Maidah (5):3
[4] Dr Muniron, studi islami (jember : STAIN jember Press) hal33
[5] Nasruddin Razak, dinnul islam(Bandung:PT Almaarif), hal 72
[6] Al-Hajj (22) : 78
[7] Al-Baqarah (2) : 132
[8] Dr Muniron, studi islami (jember : STAIN jember Press) hal45
[9] Dr Muniron, studi islami (jember : STAIN jember Press) hal46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar